Tak kala langkah dikekang
Tak kala kepiluan yang menghiasi indahnya malam
Tak lagi ku dengar suara canda dan tawa
Bagai tertelan senyapnya malam
Meniti asa yang terpendam

Jauh di relung yang terdalam
Hadir bertanya dalam impian tergerak
kemana arah dan jalan ini ku bawa
Kuingin kebebasan sepenuhnya, namun?
Kuingin berjalan diatas negeriku sendiri
Tempat dimana ku berpijak

Jauh disana, dibawah terik mentari
Berkibar dengan gagah diatas tulang belulang belulang
yang telah gugur tertembus timah panas
perlawanan yang aneh

Dibawah tiang tertembak, Merah dengan bintang putih ditengah
dan tujuh garis datar biru membumi,
seakan bagai bom waktu yang siap meledak, tak kala diangkat
dikibarkan, dibawa dan dipakai sebagai simbol budaya....

Mereka bagaikan penjahat, koruptor, teroris sehingga harus ditembak.....
hanya karena kejora yang berkibar darahpun tertumpah dan airmatapun mengalir.....

Oh Tuhan tiada terasa perjalanan panjang, 49 Tahun sudah berlalu......